Kegiatan GITAPALA tidak melulu tentang olahraga yang ekstrem seperti menempuh derasnya arus sungai, menapaki gunung-gunung kokoh, menyusuri celah bumi, atau memanjati tebing menjulang. Kami juga terbiasa menikam kejenuhan dengan bercanda dan berbagi cerita bersama.
Kali ini kami ingin bersama-sama bercerita sambil menikmati alam di Kawasan Wisata Alam Jurang Jero yang berlokasi di Kecamatan Srumbung, Magelang. Kegiatan kali ini tidak hanya diikuti anggota GITAPALA tetapi juga Warga FTP. Kegiatan semacam ini sering kami lakukan untuk sekedar melepaskan diri dari rutinitas kehidupan kampus yang terkadang menimbulkan kejenuhan.
Seusai kegiatan kampus selesai, kami langsung menyiapkan segala keperluan yang diperlukan untuk bersenang-senang, karena semua kesenangan tidak datang secara kebetulan. Seperti sudah tahu apa yang harus dia kerjakan, semua langsung menyebar ke segala penjuru Jakal (Jalan Kaliurang) . ada yang berbelanja kebutuhan perut, ada yang membawa kayu bakar, ada yang menyiapkan tenda dome, ada pula yang menyiapkan pupuk-pupuk dalam karung. Ya, pupuk, kali ini kita tidak hanya menikmati alam tetapi juga ikut melestarikannya dengan memberikan pupuk untuk pohon-pohon di lereng merapi. Semua siap, bahan bakar motor terisi penuh, tinggal tancap… kunci, nyala, gaass…
Jumat malam pukul 8, kami telah berada di lokasi setelah mengendarai awan kinton melewati bukit dan sungai. Begitu sampai tenda dome langsung kami lempar ke tanah cukup lapang dan tenda kami langsung tergeletak di tanah. Karena tidak ada yang instan disini maka kami langsung mendirikan tenda dengan cara konvensional lalu membangun unggun yang nantinya kita bakar. Setelah perjalanan yang begitu panjang dan gelap, lapar dengan cepat membegal perut. Lapar yang semakin menjadi tidak kami rasakan karena kami sibuk bercanda dan bercerita sambil memasak. Menu makanan yang kami buat kali ini bakso pemberian dari mas Dodok salah seorang alumni dan juga sayap ayam yang kami beli di swalayan sekitaran jakal yang dimana disana bisa milih sendiri sayap ayam itu biar kami bisa milih yang kecil-kecil yang penting bisa dapat banyak. Kedua bahan utama kami bakar tidak sampai hangus agar tetap bisa kami makan. Disini, inti dari yang kami lakukan bukanlah untuk mendapatkan hasil makanan yang lezat atau story instagram yang keren, karena memang kami sudah keren sejak dulu. intinya disini adalah perut yang kenyang akan tetapi yang tidak kalah penting yaitu kami saling berbagi tanpa memperdulikan gengsi, karena semua layak untuk dibully. Waktu itu, kita tidak berbagi cerita, bukankah lebih tepat jika kita katakan membuat cerita kita bersama? Saya rasa iya.
Keesokan harinya, kami bangun pagi karena teringat ada jannji bertemu dengan alam. Pagi-pagi kami sudah susuri lereng-lereng bukit dengan motor yang membawa pupuk buatan kami sendiri di kampus. Pemupukan dilakukan pada bibit tanaman di dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan dilakukan bersama tim pengelola. Pemupukan perlu dilakukan untuk merawat tanaman yang sudah ditanam agar nutrisi yang diperlukan tumbuhan selalu tercukupi, sehingga tumbuhan dapat tumbuh dengan sehat. Setelah diberi pupuk, lalu tak lupa juga disiram dengan air agar unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk dapat terurai sehingga lebih mudah untuk diserap tumbuhan. Kegiatan yang kami lakukan ini berlangsung hingga pukul 10 pagi. Setelah kegiatan selesai selanjutnya istirahat sejenak. Tak lama kami beristirahat lalu kembali ke FTP kampus tercinta sebelum adzan dzuhur berkumandang.
Dengan sekitar 100 kg pupuk yang kami bawa kami dapat membagi pupuk tersebut untuk bibit tanaman pada lahan sekitar 1 hektar. Sedikit memang jika dibandingkan dengan pohon yang ada disana. Tetapi disini adalah awal dari kami membangun kesadaran kami sendiri pada khususnya dan pada masyarakat disekitar kami pada umumnya. karena kami sadar jika kami menanam tanpa merawatnya maka kita tidak akan menuai apa-apa.(/bgskr)