Minggu 21 September 2014, Kami berencana mengunjungi pantai Trisik, sebelah selatan Kuon Progo. Pada saat kami berangkat dan melewati jembatan, kami melihat ada seseorang yang sedang memanen enceng gondok di bantaran sungai. Sejenak kami berhenti dan melihat sekeliling, ternyata ada kejanggalan pada sungai ini. Banyak sekali enceng gondok yang tumbuh di sepanjang aliran sungai Sen ini. Sampai-sampai hampir satu truk enceng gondok yang dipanen oleh orang-orang itu.
Kami melihat adanya penyempitan aliran sungai di sebelah kanan dan kiri aliran. Endapan tersebut banyak dan ditumbuhi rumput serta enceng gondok.Sungai dengan lebar kurang lebih 80 meter (jarak antara tanggul kanan dan kiri), kini hanya bagian tengahnya saja yang dialiri air, kira-kira selebar 20 meter, karena adanya endapan di sisi kanan dan kirinya.
Kemungkinan penyempitan ini akan terus berlanjut, karena kami melihat danya tumbuhan yang mulai tumbuh menjorok ke aliran sungai. Inilah yang nantinya akan mempercepat pengendapan, di mana akar-akar tanaman akan lebih mudah untuk menangkap butiran tanah yang dibawa oleh aliran air, dan smakin lama akan menumpuk dan membentuk endapan di situ.
Ada satu hal yang menguntungkan dari fenomena perubahan alam ini, yaitu tersedianya enceng gondok yang secaara Cuma-Cuma dapat dipanen dan dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bahan baku kerajinan tangan. Namun, fenomena ini tetap saja menjadi problema bagi lingkungan sekitar, karena akan memicu banyak persoalan lingkungan yang lain.