Ziarah Sumbing 2018

sudah bukan kewajiban

tidak mengunjunginya, seperti ada yang kurang

ZIARAH SUMBING tahun ini mengesankan.

 

Ziarah sumbing 2018 dilaksanakan pada 12-14 Juli 2018 via Garung, Wonosobo, Jawa Tengah. Rencananya ziarah ini akan diikuti oleh 6 Anggota Penuh GITAPALA yaitu Gama, Abdul, Angga, Titis, Bita, dan Iswanto, 1 Anggota Muda yaitu Arba dan  3 Anggota Luar Biasa yaitu Mas Jemek, Mas Agus, dan Mas Domin. Namun mendekati Hari-H beberapa anggota memiliki kesibukan di hari yang sudah ditentukan yang membuat kami akhirnya berangkat bertujuh. Persiapan, Packing, dan Briefing Keberangkatan dilakukan pada Kamis, 11 Juli 2018 di Kantor GITAPALA. Kami menyiapkan segala kebutuhan selama pendakian baik dari operasional, logistik, dan peralatan pendakian lainnya.

Pagi harinya, Jumat, 12 Juli 2018 kami berkumpul di Kantor GITAPALA pukul 07.00 dan mengecek segala perlengkapan agar tidak ada yang tertinggal. Kami menunggu mas Agus yang akan mengantarkan kami hingga basecamp Sumbing via Garung. Mas Agus sampai di GITAPALA pukul 09.30 dan kami segera bergegas menuju rumah Kang Tolib (Anggota Istimewa GITAPALA) yang rumahnya kami jadikan basecamp setiap pendakian Sumbing. Karena bertepatan dengan hari Jumat, sesampainya di Temanggung kami menunaikan shalat Jumat terlebih dahulu. Kami tiba di Rumah Kang Tolib pukul 13.30 WIB yang juga tempat bertemu kami dengan mas Jemek dan dek Nino.

Di rumah kang Tolib kami beristirahat dan makan siang yang telah disediakan oleh kang Tolib. Kemudian kami melakukan pemanasan dan penyesuaian suhu. Setelah shalat Ashar kami melanjutkan ke basecamp sumbing untuk melakukan registrasi dan pengecekan barang bawaan. Kami memulai pendakian ke pos I pada pukul 16.30.

Jalur yang kami pilih adalah jalur lama sesuai dengan instruksi dari petugas basecamp. Kami melewati jalan warga dan masuk ke ladang warga. Dari ladang kami lanjut melewati jalur bebatuan yang tertata rapi yang biasa digunakan sebagai jalur ojek. Perlu diketahui, di Gunung Sumbing ini tersedia layanan ojek yang dapat mengantarkan hingga pos 1 baik jalur lama maupun jalur baru. Kami tiba di pos II pukul 18.30 yang disambut oleh pisang goreng hangat dan es nutrisari yang dapat dibeli diwarung yang ada di pos I sekaligus tempat pos ojek yang biasa menunggu pendaki dari atas.

Kami beristirahat sambil menunggu Abdul dan Mas Isw yang baru berjalan dari pos I pukul 18.30 karena mas Isw menyusul. Kami beristirahat hingga pukul 20.00 dan baru melanjutkan perjalanan menuju pos II. Jalan yang kami lalui dari pos I ke pos II ini masih jalan setapak yang agak naik namun jalan disusun sedemikian rupa hingga masih layak dilalui oleh pendaki pemula. Waktu menuju pos II ini adalah 1 jam perjalanan. Di pos II ini juga terdapat warung, sayangnya saat kami naik warung sudah tutup.

Perjalanan dari pos II menuju pos III kami melewati trek yang mulai berat karena musim kemarau pos II ke pos III ini sangat berpasir sehingga kami harus ekstra hati-hati karena bisa saja naik 2 langkah tapi turun 5 langkah. Kamipun harus menggunakan pengaman seperti webbing agar kami dapat bahu membahu sampai atas dan melewati jalan berpasir tersebut. Perjalanan dari pos II ke pos III ini kami lalui selama 2 jam 15 menit. Sesampainya di pos III kami segera mencari tempat untuk mendirikan dome. Karena kami naik saat weekend banyak pendaki yang menggunakan caping ground di pos III ini untuk beristirahat. Kami menggunakan 2 dome untuk istirahat. 1 dome untuk cowok dan 1 dome untuk cewek dan barang-barang kami. Sebelum kami istirahat kami menghangatkan diri dengan membuat minum hangat dan roti bakar. Kemudian kami beristirahat hingga pagi hari.

menghangat ~

Kami bangun pada pukul 6 pagi kemudian menikmati sekitar, bersih diri, dan tentu saja masak agar kami kuat melewati trek sumbing yang semakin keren. Rencananya kami berenam akan naik dan mas Isw akan menunggu dome di camping ground. Kami berangkat pukul 08.45 menuju pesan dan pasar watu. Sesampainya di pesan kami tercengang, ternyata sudah ada warung di pesan yang membuat kami ingin beli es nutrisari dan mendoan. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke pasar watu dan watu kotak. Pada persimpangan watu kotak Mei terbagi menjadi 2 tim, saya dan mas Jemek menjadi pendahulu dan sisanya berada di belakang. Kami tiba di watu kotak pada 11.30 kemudian beristiahat sejenak. Kami melanjutkan perjalanan pukul 12.00 menuju in memoriam. Perjalanan dari pasar watu menuju in memoriam ini terasa lebih lambat karena medan yang cukup sulit. Kami tiba di In Memoriam pukul 13.20 kemudian beristirahat dan mempersiapkan prosesi ziarah. Kami melakukan prosesi ziarah dipimpin oleh Abdul selaku ketua umum GITAPALA. Setelah selesai ziarah, saya, Mas Jemek, Arba, dan Dek Nino menengok puncak Sumbing sedangkan Abdul dan mas Angga menunggu di In Memoriam.

berziarah, cara kami menghormati

Kami turun dari In Memoriam pada pukul 14.00 dan sampai pada watu kotak pukul 15.30. Karena hari telah sore kami mempercepat langkah agar kami bisa turun sebelum gelap. Kami sampai di pestan pada pukul 16.45 dan kembali membeli es nutri dan mendoan kemudian kami segera turun di dome untuk beres-beres dan packing. Kami turun melalui jalan yang sama seperti saat naik yaitu jalur lama. Jalan yang curam tersebut kami lalui dengan perosotan hingga pos II. Kami sampai di pos II pada pukul 18.45 dan kemudian istirahat selama 15 menit untuk bernapas dan minum. Kami melanjutkan perjalanan pada pukul 19.00 menuju pos I. Saat perjalanan turun tersebut kami terkendali oleh lampu senter kami yang mulai meredup sehingga tak jarang kami terjerembab ke tanah. Pukul 20.20 kami tiba di pos I kemudian kami memesan kopi dan susu dan gorengan sambil cerita-cerita dengan pemilik warung. Kopi yang dijual di warung in adalah kopi hasil kebun petani Sumbing atau bisa disebut kopi khas Sumbing.

Pukul 22.00 kami turun menuju basecamp. Sumbing. Perjalanan menuju basecamp ini terasa sangat berat karena jaraknya yang jauh dan kondisi kami yang kelelahan dan habis istirahat lama. Sebenarnya kami ditawari bapak ojek ketika kami di pos I. Tapi dengan alasan kesetiakawananan kami memilih untuk berjalan bersama-sama dengan penerangan seadanya. Kami tiba di basecamp pada pukul 23.30 dan langsung merenggangkan kami dan tangan kami. Rasanya lega sekali kami sudah berhasil menuju basecamp dengan selamat. Kemudian kami berembuk untuk siapa yang akan diantarkan ke rumah kang tholib terlebih dahulu. Akhirnya mas Angga dan Abdul turun dahulu menggunakan motor mas Isw. Karena kang Tholib sangat baik hati, kami dipinjami motor untuk dapat turun bersama-sama. Kami tiba di rumah Kang Tholib pada pukul 00.30 dan sudah disediakan minum hangat dan air panas untuk mandi. Setelah mandi, bersih diri kampiun beristirahat.

Pagi harinya kami bangun agak siangan hehehhe lalu sarapan pagi. Karena kami gagal ke rumah mas Jemek kampiun berwisata di sekitar Kledung hingga siang hari. Setelah puas jalan-jalan, kami berkemas untuk pulang ke GITAPALA. Kami menggunakan bus Wonosobo-Magelang dan dilanjut dengan bus Magelang-Jogja. Kami tiba di GITAPALA pada pukul 17.00 dengan selamat dan tak kurang suatu apapun.

(red: gama)

buah tangan, kenikmatan yang Dia ciptakan tak ada yang sia-sia, namun alangkah baiknya kami bantu abadikan:

 

 

 

 

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Comment (1)

  1. gitapala 5 years ago

    apik