Tambak Udang di Pesisir Pantai Trisik

Samudera Indonesia masih menyediakan air laut yang bersih bagi masyarakat pesisir pantai selatan, mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa di sepanjang bibir pantai trisik banyak terdapattambak udang.

Tambak udang yang mulai buming sejak tahun 2013 ini, kini pembangunannya makin menjadi-jadi. Di sepanjang pantai, dari pintu penangkaran penyu hingga ke muara Sungai Progo, pembangunan tambak ini semakin menjadi-jadi. Pertanian lahan pasir yang dulunya ada di sini, kiniĀ  beralih fungsi menjadi tambak udang. Tak heran jika sejauh mata memandang, hanya terlihat tambak udang.

Pembangunan tambak udang secara besar-besaran tersebut, tentunya akan memicu gejolak alam. Pembuangan air limbah tambak ke laut, tentunya akan menurunkan kualitas air, sehingga kelestarian laut selatan akan terganggu. Hal ini pun akan berdampak bagi tambak hasil panaen udang, karena makin lama kualitas air yang digunakan menurun.

Pipa-pipa pembuangan limbah tambak yang langsung menuju ke laut, tentunya tidak melewati proses penyaringan. Hal inilah yang menjadi pemicu terjadinya gejolak baru dari alam.

Sebagian besar para petani tambak tidak terlebih dahulu menyaring atau mengolah limbah tambak mereka. Terbukti, kami menyaksikan saluram pipa pembuangan yang mengarah ke laut, ada pula yang mengarah ke sungai Sen yang akan bermuara di laut, dan juga ada sebagian yang menampung limbah pembuangan tambak terlebih dahulu.

Selain berdampak terhadap turunnya kualitas air, pembangunan tambak secara besar-besaran ini juga akan menggangu air tanah dan menjadi penyumbang factor penyebab abrasi. Hal ini dikarenakan para petani tidak menyedot secara langsung air dari laut, namun mereka membuat sumur bor untuk menyuplai air tambak mereka.

Bisa dibayangkan, seberapa banyak sumur bor yang dibuat untuk menyuplai berhektar-hektar tambak. Penyedotan air asin yang ada di dalam tanah ini, kana mengganggu ketersediaan air tawar di dalam tanah. Air asin (laut) yang memiliki berat jenis lebih berat dari air tawar, bila ada di dalam tanah akan berada di bawah air tawar. Bila penyedotan air asin secara berlebihan maka tidak memungkiri ketersediaan air tawar juga akan tersedot, sehingga ketersediaan air tanah untuk pertanian lahan pasir juga akan terganggu.

Beruntug, ditengah perjalanan kami menuju muara sungai Progo, kami bertemu segerombolan petani tambak yang sedang membuat sumur bor. Kami sedikit berbincang-bincang dengan mereka, dan kami mendapatkan informasi bawasannya disamping tempat pengeboran ini akan dibangun yambak udang lagi.

Kami melihat pada saat mengebor sumur, mereka menggunakan dolomit, dengan tujuan agar pasir atau tanah tidak banyak yang kembali ke permukaan. Fungsi dolomit sudah berganti, dulunya dolomit digunakan oleh petani untuk mensetabilkan pH tanah, kini menjadi bahan bantu untuk pengeboran sumur.

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.