Bercengkrama Bersama Romantisnya Tebing Parang Endog

Sebagai salah satu divisi yang ada di GITAPALA, panjat tebing menjadi salah satu pilar penting yang menopang berdirinya GITAPALA itu sendiri. Dengan adanya tanggung jawab untuk menjaga kestabilan jalannya organisasi, panjat tebing secara rutin melaksanakan kegiatan di bidang panjat. Tebing ini berlokasi di daerah Gunung Kidul, bagian timur Pantai Parangtritis. Selain bertujuan untuk upgrade materi di bidang panjat tebing juga untuk menambah jam terbang climber GITAPALA.

Adalah Tebing Parang Endog yang kali ini menjadi tujuan tim panjat tebing GITAPALA. Tebing ini tentu sudah tak asig lagi terutama untuk para climber yang berdomisili di daerah Yogyakarta karena sering digunakan untuk berkegiatan. Spot-spot yang ada di tebing ini menyediakan jalur untuk sport climbing dan juga artificial climbing.

Kegiatan pemanjatan ini dilakukan pada tanggal 16-17 April 2016 dengan mengambil kesempatan weekend Sabtu-Minggu untuk mengisi waktu luang. Agenda pemanjatan kali ini adalah menerapkan teknik pemanjatan sport climbing, artificial climbing dan cleaning.

peralatan panjat2

Persiapan Peralatan Panjat Tebing

 

Prinsip utama melakukan kegiatan berbasis outdoor adalah safety first. Tujuan terpenting dari semua kegiatan berbahaya yang mempertaruhkan nyawa adalah keselamatan para petarungnya. Begitu halnya di panjat tebing, peralatan menjadi nyawa dari setiap climber yang melakukan pemanjatan. Maka setiap kali sebelum melakukan pemanjatan, checklist peralatan menjadi sangat penting karena selain untuk mengecek ke-safety-an alat juga untuk menjaga alat dari kehilangan. Checklist dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah melaksanakan pemanjatan.

artificial climbing2artificial climbing

Artificial climbing

   Artificial cimbing merupakan teknik pemanjatan tebing yang menggunakan lubang tebing atau cacat tebing untuk memanjat dan memasang pengaman, mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda tergantung jenis tebing dan ketinggian tebing yang di panjat.

   Artificial climbing sama dengan pendaki gunung, hanya medannya saja yang berbeda, tujuannya untuk mencapai puncak dengan bantuan alat-alat pengaman. Pengaman yang digunakan dalam artificial climbing meliputi belay device, harnest, dan tali karmantel untuk belayer yang di hubungkan dengan pemanjat, sedangkan alat yang digunakan pemanjat adalah sepatu, harnest, serta pengaman tambahan seperti pengaman sisip berupa friend, piton, chock stopper, chock hexentris, dan alat lain untuk menunjang keselamatan pemanjat untuk mencapai top. Oleh karena itu diperlukan kemampuan khusus untuk melakukan pemanjatan artificial.

   Perjalanan pemanjatan kali ini diikuti oleh 10 orang yang terdiri dari Abmandala K. N (Plenyek), Iswanto, Yohanes R.P (Pelor), Novi T (Demplok), Sarah H., Galih A.P., Rachmat S., Win P., Putri V.T.,  dan Fiqi A.F. Keberangkatan tim panjat tebing GITAPALA dimulai hari Jumat, 15 April 2016 dari Kantor GITAPALA. Pada pukul 15.30 WIB tim melakukan persiapan berupa peralatan panjat tebing dan melakukan briefing terlebih dahulu di taman GITAPALA pada jam 16.45 WIB. Pada pukul 17.00 WIB tim berangkat dari GITAPALA sampai di lokasi pemanjatan sekitar pukul 18.05 WIB. Sesampainya di lokasi tim mendirikan dome dan beristirahat. Artificial climbing dilakukan pagi harinya mulai jam 7.30 WIB. Setelah sarapan dan pemanasan, pemanjatan dilakukan sampai jam 16.00 WIB. Setelah itu tim melakukan cleaning peralatan dan evaluasi di tempat pendirian camp untuk pemanjatan hari pertama ini.

sport climbing

Sport climbing

   Sport climbing yaitu salah satu olahraga yang mengandalkan kekuatan tangan dan seni serta teknik pemanjatan yang membutuhkan kemampuan dan pelatihan khusus. Pemanjatan sport ini berbeda dengan pemanjatan artificial bedanya pada pengaman yang digunakan, pemanjatan sport hanya menggunakan runner, sepatu panjat, harnest, tali karmantel untuk pemanjat dan chalk bag tanpa menggunakan pengaman sisip tambahan yang lain. Sport climbing dilakukan bersama dengan cleaning bersih atau simpul lepas. Cleaning bersih merupakan teknik perbersihan alat di tebing dengan menggunakan teknik SRT (single rope technic) dengan tidak meninggalkan peralatan pemanjatan di tebing.

   Sport climbing dilakukan pada hari minggu, 17 April 2016 pagi jam 7.00 WIB setelah sarapan dan pemanasan. Sport cimbing dilakukan hingga pukul 13.00 WIB  dan selanjutnya praktik cleaning simpul lepas hingga pukul 16.30 WIB lalu setelah itu dilakukan evaluasi. Tim kembali ke GITAPALA sekitar pukul 18.30 WIB.

   Bercengkrama dengan romantisnya tebing menjadikan kita semakin memiliki asa untuk selalu melestarikan alam ini. Tidak hanya untuk keidahan tebing-tebing cadas nan eksotik yang tinggi menjulang dihamparan pantai tetapi seluruh tempat-tempat yang menjadikan saksi akan kebesaran Tuhan dalam menciptakan jagat raya ini.

Tags: Panjat

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.